Kearsipan
Materi Kearsipan Administrasi Perkantoran
Pada kesempatan kali ini
saya akan membahas tentang materi kearsipan... Nah langsung saja yah jangan
terlalu banyak basa basinya 😀
Materi BAB kali ini akan mencangkup tentang
Pengertian Arsip
Arsip pengertiannya dapat dilihat dari 2 segi yaitu;
1)
Segi Bahasa
Secara etimlogi istilah arsip
berasal dari yunani ‘’Arche ‘’ yang berarti pemulaan, kemudian berkembang
menjadi kata ‘’Ta Archia ‘’ yang berarti catatan, selanjutnya berubah lagi
menjadi ‘’Archeon ‘’ yang berarti gedung pemerintahan, dan kemudian dalam
bahasa lainnya berbunyi ‘’Archivium ‘’ (pengantar kearsipan sebagai sistem,
Arsip Nasional RI, hal 2)
2)
Menurut para ahli
Sir Hilary Jenkinson dalam bukunya yang berjudul A Manual of Orchives Administration (Oxford
1922). Arhieves diartikan sebagai dokumen yang disusun atau digunakan
selama transaksi administratif dan eksekutif (pemerintah ataupun swasta) yang
membetuk sebagian, dan kemudian dipelihara di tempat pemeliharaan guna
informasi mereka oleh orang orang yang bertanggung jawab atas transaksi itu dan
pengantinya yang sah.
S. Muller (1848-1922), J.A. Feith
(1858-1913) dan R. Fruin (1857-1955) dalam
bukunya yang bukunya Handleiding Voor het
Ordenen en Beschijven Van Archieves diterbitkan tahun 1898. Kata Archieves
diartikan segenap dokumen tertulis, gambar dan bahan cetakan yang secara resmi
diterima tau dihasilkan oleh suatu badan administratif atau oleh salah seorang
pejabatnya dan sebegitu jauh dokumen dokumen ini dimaksudkan untuk tetap berada
dalam pemeliharaan badan badan atau pejabat yang bersangkutan.
Eugenio Casanova (1875-1951) dalam bukunya Archivistica (seina 1928)
Arsip sebagai penambahan secara tertib sokumen dokumen yang diciptakan
selama kegiatannya oleh suatu lembaga atau perorangan, dan dipelihara untuk
pelaksanaan tujun politik, hukum, atau budaya oleh lembaga perorangan tersebut.
Menurut
Vernon B. Santen, arsip mempunyai nilai guna dengan singkatan ALFRED.
A =
Administrasi Value ( Nilai Administrasi )
L = Legal
Value ( Nilai Hukum )
F = Fiskal
Value ( Nilai Keuangan )
R = Research
Value ( Nilai Penelitian )
E =
Education Value ( Nilai Pendidikan )
D =
Documentation Value ( Nilai Dokumentasi )
Macam-macam
sistem kearsipan:
- Sistem abjad
adalah sistem filing dimana warkat-warkat yang akan disimpan disusun menurut
abjad yaitu dari huruf a sampai dengan z. Untuk dapat menyusun secara abjad
maka warkat-warkat perlu digolong-golongkan lebih dahulu menurut nama orang
atau nama instansi atau nama organisasi lainnya.Agar sistem ini dilaksanakan
dengan baik perlu adanya peraturan yang jelas yang dibuat atau ditetapkan oleh instansi
yang bersangkutan
2. Sitem geografis
yaitu sistem kegiatan dimana warkat disusun menurut wilayah (daerah). Sistem
ini biasa digunakan oleh instansi yang mempunyai unit-unit organisasi
dibeberapa wilayah. Dalam melaksanakan sistem ini seorang juru arsip
pertama-tama dapat memilih menurut daerah,setelah itu diadakan sub-sub kelompok
menurut nama instansi
3. Sistem Kronologis
sistem kronologis yaitu warkat yang disusun menurut urutan tanggal yang tertera
pada setiap warkat tanpa melihat permasalahan yang disebutkan dalam warkat.
Sitem krono;ogis biasanya digunakan bagi warkat-warkat yang penyelesain
masalahnya perlu memperhatikan jangka waktu tertentu, misalnya masalah-masalah
tagihan yang jatuh temponya telah ditetapkan.
4. Sistem Nomor
Sistem ini bila digunakan maka masing-masing warkat diberi nomor urut mulai
nomor satu dan seterusnya. Sistem ini biasa disebut sistem filling yang tidak
langsung, karena sebelum pemberian nomor, juru arsip harus mengadakan
pengelompokan warkat-warkat yang ada menurut permasalahannya, baru kemudian
diberikan nomor dibelakangnya.
5. Sistem Sybyek
Sistem subyek adalah sistem yang dalam sistem fillingnya juru arsip harus
memisah-misahkan warkat-warkat yang ada sesuai dengan permasalahannya. Jadi
langkah-langkah yang dilakukannya sama dengan langkah-langkah dalam sistem
nomor, hanya bedanya bahwa penekanan kegiatan kepada pengelompokan
masalah,bukan pada penomorannya.
Menurut
fungsi dan kegunaanya, arsip dapat dibedakan menjadi:
(a) Arsip dinamis, yakni arsip yang masih dipergunakan
secara langsung dalam perencanaan, pelaksanaan, dan atau penyelenggaraan administrasi
perkantoran.
- Arsip dinamis aktif: Arsip ini berada dan berfungsi di unit pengolah yang pada umumnya memiliki nilai simpan satu sampai dengan dua tahun atau sesuai dengan jadwal retensi yang berlaku.
- Arsip dinamis inaktif: Arsip ini berada pada fase ketiga yang oleh unit pengolah dirasakan atau dinilai sudah kurang atau jarang/tidak diperlukan lagi dalam menunjang proses administrasi sehari-hari, walaupun mungkin masih diperlukan tetapi frekuaensinya sangat rendah.
Macam
– Macam Peralatan Kearsipan
a. Filing Cabinet, yaitu lemari arsip yang
terdiri dari beberapa laci, antara 1 – 6 laci, tetapi yang paling banyak di
gunakan 4 dan 5 laci. Setiap laci dapat menampung 5000 lembar arsip ukuran
surat yang di susun berdiri tegak lurus ( Vertikal ) berderet kebelakang.
Filing Cabinet berguna untuk menyimpan arsip atau berkas yang bersifat aktf.
b. Rotary ( Alat Penyimpanan Berputar ), yaitu
semacam filing cabinet tetapi penyimpanan arsip di lakukan secara berputar.alat
ini terbuat dari bahan yang kuat seperti logam atau besi. Arsip di simpan pada
alat ini secara lateral.
c. Lemari arsip, yaitu lemari tempat
penyimpan arsip dalam berbagai bentuk arsip yang terbuat dari kayu atau besi
yang di lengkapi dengan d. Rak Arsip. Yaitu lemari tanpa pintu tempat
menyimpan arsip yang di susun secara lateral. Arsip yang ingin di simpan di
rak, terlebih dahulu di masukkan kedalam ordner atau kotak arsip.
d. Map Arsip, yaitu lipatan yang terbuat
dari karton atau kertas tebal (Plastik) yang di gunakan untuk menyimpan arsip
(surat). Map arsip terbagi atas beberapa macam :
- Stopmap folio, yaitu map yang terdapat daun penutup pada setiap sisinya. Daun penutup ini berfungsi untuk menompang surat yang ada di dalamnya agar tidak jatuh. Stopmap folio di gunakan untuk menyimpan arsip yang masih dalam proses, tetapi juga dapat untuk penyimpanan arsip yang sudah inaktif, dimana map berisi kumpulan arsip ini akan di bandle atau di ikat dengan menggunakan tali.
- Map snelhecter, yaitu map yang mempunyai penjepit di tengah map. Map ini tidak mempunyai daun penutup dan arsip yang di simpan bersipat inaktif tetapi dapat juga bersipat aktif.
- Folder, yaitu map tanpa di lengkapi daun penutup dan berupa lipatan kertas tebal/plastic saja. Map ini fungsinya untuk menyimpan arsip yang selanjutnya akan di masukkan dalam kotak arsip secara vertical. Map ini juga mempunyai tab yaitu bagian yang menonjol pada posisi atas untuk menuliskan judul tentang arsip yang ada di dalam folder tersebut.
- Hanging folder, yaitu folder yang mempunyai besi penggantung dan di pasang pada gawang yang ada di filing cabinet. Hanging folder juga mempunyai tab untuk menuliskan kode atau indeks arsip yang ada di dalamnya.
e. Guide, yaitu lembaran kertas tebal atau
karton yang di gunakan sebagai penunjuk atau sekat/pemisah dalam penyimpanan
arsip. Dan terdiri atas 2 bagian yaitu :
- Tab Guide, yaitu bagian yang menonjol untuk menuliskan kode – kode, tanda – tanda atau indeks ( pengelompokan arsip ).
- Badan Guide, fungsinya untuk menopang arsip – arsip yang ada di belakangnya.
Posisi tab guide ada 3, yaitu :
- Guide pertama terletak di posisi atas sebelah kiri.
- Guide kedua terletak di posisi atas bagian tengah.
- Guide ketiga terletak pada posisi atas sebelah kanan.
f. Ordner yaitu map besar dengan ukuran
punggung sekitar 5 cm yang di dalamnya terdapat besi penjepit.arsip akan di
simpan ordner terlebih dahulu dengan menggunakan perforator.
g. Stapler adalah alat yang di gunakan
untuk menyatukan sejumlah kertas.
1. Stapler kecil maksimum 10 lembar kertas
2. Stapler sedang mampu sampai 10-20 lembar
kertas
3. Stapler besar mampu sampai 20 lembar
h. Perforator adalah alat yang di gunakan
untuk melubangi kertas.
i. Numerator adalah alat untuk membubuhkan
nomor pada lembaran dokumen.
j. Kotak/bok adalah kotak yang di gunakan untuk
menyimpan arsip yang bersifat inaktif.
k. Alat Sotir adalah yang di gunakan untuk
memisahkan surat/warkat yang di terima, di proses, di kirimkan, dan di simpan
ke dalam folder masing – masing.
l. Label adalah alat yang di gunakan
untuk untuk memberi judul pada map/folder guide.
m. Tickler File adalah alat semacam kotak yang
terbuat dari kayu atau besi untuk menyimpan arsip berbentuk kecil, seperti
lembar pinjam arsip, kartu kendali yang memiliki jatuh tempo.
n. Cardex ( Card Index ) cabinet adalah
alat yang di gunakan untuk menyimpan kartu indeks dengan menggunakan laci-laci
yang dapat di tarik keluar memanjang.
o. Rak/Laci kartu adalah laci – laci
yang di susun secara teratur dalam rak, untuk menyimpan kartu ukuran kecil yang
di susun secara Vertikal.
p. Alat penyimpanan khusus adalah
alat yang di gunakan untuk menyimpan arsip dalam bentuk yang khusus seperti
flasdisk, CD, Kaset Dan lain –lain
Jenis
– Jenis Perlengkapan Kearsipan
Perlengkapan kearsipan adalah bahan-bahan pendukung
yang di gunakan dalam kegiatan kearsipan, yang biasanya merupakan bahan yang
tidak tahan lama ( penggunaanya relative singkat ) artinya bahan-bahan ini
selalu di sediakan secara terus menerus.
- Kartu Indeks adalah kartu yang berisi identitas suatu arsip/warkat yang di simpan, gunanya sebagai alat bantu untuk menemukan arsip. Kartu indeks dapat dibuat dengan ukuran 12,5 x 7,5. Kartu indeks hanya di gunakan dengan system penyimpanan subjek, tanggal, wilayah, dan nomor.
Kartu indeks memuat
informasi tentang:
- Judul/nama surat
- Nomor surat
- Hal surat
- Tanggal surat
- Kode surat
- Kode kartu indeks
- Kartu Tunjuk Silang adalah kartu untuk membantu menemukan arsip selain kartu indeks adalah dengan menggunakan kartu tunjuk silang dan ukuranya 12,5 x 7,5
- Lembar Pinjam Arsip adalah lembaran atau formulir yang di gunakan untuk mencatat setiap peminjam arsip.
Adapun
gunanya :
- Sebagai bahan bukti adanya peminjam arsip
- Sebagai ingatan untuk mengetahui siapa dan kapan batas waktu pengembalian arsip yang di pinjam.
- Sebagai tanda bahwa arsip yang di maksud sedang di pinjam
- Mencegah terjadinya kehilangan arsip karena peminjaman yang tidak di kembalikan.
- Sebagai dasar untuk melakukan penilaian suatu arsip.
Lembar pinjam
arsip di buat 3 lembar, Yaitu :
- Lembar 1 untuk di tempatkan pada tempat peminjaman arsip
- Lembar 2 untuk meminjam arsip sebagai bukti peminjaman.
- Lembar 3 untuk petugas asip yang di simpan pada ticler file sebagai bahan ingatan.
- Map Pengganti adalah adalah map yang digunakan untuk menggantikan surat – surat yang di pinjam sekaligus dengan mapnya,
Prosedur Penyimpanan Arsip
Proseur penyimpanan adalah langka-langka
pekerjaan yang dilakukan sehhubungan dengan akan disimpannya suatu warkat. Ada 2(dua) macam
penyimpanan yaitu penyimpanan warkat
yang belum selesai proses (File
pending) dan penyimpanan warkat yang sudah di proses (FileTetap).
1. Penyimpanan sementara (File pending)
File
pending file tindak lanjut (follow-up file) adalahfile yang digunakan untuk
penyimpanan sementara sebelum suatu warkat selesai di proses. File ini terdiri
dari map-map yang diberi label tanggal yang berlaku untuk 3 (tiga) bulan.
Setiap bulan terdiri dari 31 map tanggal, yang meliputi 31 map bulan-bulan yang
sedang berjalan, 31 map bulan berikutnya, dan 31 map bulan berikutnya lagi. Pergantian bulan ditunjukan
dengan pergantian penunjuk (guide)
bulan yang jumlahnya 12. Warkat yang dipending sampai waktu tertentu misalnya
dapat dimasukan dalam map di bawah bulan dan tanggal yang dikehendaki. Sesudah
selesai diproses barulah warkat yang dipending itu disimpan pada file
penyimpanan. File pending biasanya ditempatkan pada salah satu laci dari almari
arsip (filing cabinet) yang
dipergunakan.
2. Penyimpanan Tetap (Permanent File)
Umumnya
kantor-kantor kurang memperhatikan proseur atau langkah-langkah penyimpanan
warkat. Memang pengalaman menunjukan bahwa banyak dokumen atau warkat yang
hilang pada prosedur permulaan, sedang kalau sudah sampai ke penyimpanan,
kecepatan penemuan dokumen memegang peranan. Dan kecepatan ini banyak tergantung kepada sistem yang
dipergunakan, peralatan dan petugas filing.
Kalau dirinci secara seksama, maka
langkah-langkah atau prosedur penyimpanan adalah sebagaimana disajikan berikut
ini (Amsyah, 2008: 5)
1.
Pemeriksaan
Langkah ini adalah langkah persiapan menyimpan arsip
dengan cara memeriksa setiap lembar arsip untuk memperoleh kepastian bahwa
arsip-arsip tersebut sudah “siap untuk disimpan” maka surat tersebut harus
dimintakan dulu kejelasannya kepada yang berhak dan kalau terjadi bahwa surat
yang belum ditandai sudah disimpan, maka pada kasus ini dapat disebut bahwa
arsip tersebut dinyatakan “hilang”.
2.
Mengindeks
Mengindeks adalah pekerjaan yang menentukan pada nama
atau subjek apa, atau kata tangkap lainnya surat akan disimpan, pada sistem
abjad kata tangkapnya adalah nama pengirim yaitu nama badan pada kepala surat
untuk jenis surat masuk dan nama individu untuk jenis surat keluar dengan
demikian surat masuk dan surat keluar akan tersimpan pada satu map dengan kata
tangkap yang sama.
3.
Memberi tanda
Langkah ini lazim
juga disebut pengkodean, dilakukan secara sederhana yaitu dengan memberi tanda
garis atau lingkaran dengan warna yang mencolok pada kata lengkap yang sudah
ditentukan pada langkah pekerjaan mengindeks, dengan adanya tanda ini maka
surat akan disortir dan disimpan, disamping itu bila suatu saat nanti surat ini
dipinjam atau keluar file, petugas akan mudah menyimpan akan kembali surat
tersebut berdasarkan tanda (kode) penyimpanan yang sudah ada.
4.
Menyortir dahulu
Menyortir adalah mengelompokkan warkat-warkat untuk
persiapan kelangkah terakhir yaitu penyimpanan. Langkah ini diadakan khusus
untuk jumlah volume warkat yang banyak, sehingga untuk memudahkan penyimpanan
perlu dikelompokkan terlabih dahulu sesuai dengan pengelompokkan sistem
penyimpanan yang dipergunakan. Tanpa pengelompokan petugas niscaya akan selalu
bolak-balik dari laci ke laci pada waktu penyimpanan dokumen, disamping
berkali-kali membuka dan menutup laci yang sangat menyita energi dan tidak
sistematis apalagi dikerjakan dengan berdiri yang sangat melelahkan. Untuk
sistem abjad, pengelompokan didalam sortir dilakukan menurut abjad, untuk
sistem numerik dikelompokan menurut kelompok angka, untuk sistem geografis
dikelompokkan menurut nama tempat, dan untuk sistem subjek surat-surat dikelompokan
menurut kelompok subjek atau masalah.
5.
Menyimpan
Langkah terakhir adalah penyimpanan, yaitu menempatkan
dokumen atau arsip sesuai dengan sistem penyimpanan dan peralatan yang
dipergunakan, sistem penyimpanan akan menjadi efektif dan efesien bilamana didukung
oleh peralatan dan perlengkapan yang memadai dan sesuai ke empat sistem
tersebut di atas akan sangat sesuai bilamana mempergunakan almari arsip,
sedangkan bila menggunakan order map surat tersebut harus dilubangi terlebih
dahulu dengan mempergunakan perforator, dan jika akan menyimpan atau mengambil
surat tersebut diikuti melalui lubang-lubang perforatornya. Untuk memudahkan
penemuan kembali surat masuk yang diterima dan surat balasan dalam bentuk arsip dan surat
keluar maka menggunakan penyimpanan moderen, surat
masuk dan surat
keluar dari dan untuk satu koresponen disimpan jadi satu dalam map yang sama
dan letaknya berdampingan
Sekian Artikel dari saya ini semoga bermanfaat yah teman... 😀😀💕 Sampai ketemu di artikel selanjutnya... 👀👐 Ann
Komentar
Posting Komentar